Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Galuh Ciamis Gelar Kuliah Umum Bersama Guru Besar UNNES

Seluruh mahsiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Galuh (UNIGAL) Ciamis mengikuti Kuliah Umum bersama Prof. Dr. Wasino, M.Hum, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang (UNNES) berkenaan dengan Kontroversi Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah yang diadakan secara Dalam Jaringan (Daring), Sabtu (04/06/2022).

Kuliah umum ini dihadiri sekaligus dibuka oleh Rektor, Dr. H. Yat Rospia Brata, M.Si., selain itu pula dalam kegiatan kali ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan  (FKIP) Universitas Galuh (UNIGAL), U Runalan Soedarmo, M.Si. serta Wakil Ketua Asosiasi Prodi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI), Dr. Wisnu, M.Hum.

Dalam sambutannya Rektor sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kuliah umum ini untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam Pendidikan Sejarah di Universitas Galuh (UNIGAL) Ciamis.

Pada kuliah umum yang bertema Kontroversi Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah kali ini, narasumber menguraikan bahwa “sejarah dalam narasinya sedikit banyak akan muncul subjektivitas daripada penulis narasi tersebut dan itu bisa terlihat pada pemilihan tema/judul; aspek yang ditonjolkan; langgam bahasa; sumber yang digunakan; ikatan kebudayaan dan jiwa zaman; logika pemikiran; dsb

Narasi yang hadir pada tulisan sejarah juga akan merancang pembaca untuk menghadirkan respon atas visualisasi yang mereka baca dan akan berpengaruh terhadap emosional pembaca terhadap masa kini, sehingga dari narasi-narasi sejarah itu cukup sering memunculkan kontroversi.


Banyak sekali contoh materi yang bersifat kontroversial yang pada akhirnya itu tidak dapat dihindari namun sebagai guru/calon guru sejarah harus memutuskan pembelajarannya.

“Murid akan memiliki efek langsung dari kontroversial masa lalu di lingkungan mereka, sehingga ketika mereka datang ke sekolah, mereka sudah disertai dengan beberapa pengetahuan dan rasa penasaran atas apa yang terjadi di masa lalu, ini merupakan suatu hal yang sulit untuk dihindari sepenuhnya bagi seorang guru. Dalam materi pelajaran pun terdapat beberapa contoh kontroversi yang hadir seperti narasi Gajah Mada; narasi Sultan Hasanudin dan Arung Palaka; narasi Hari Lahir Pancasila, dan lainnya” ujar Prof. Dr. Wasino, M.Hum.

Lalu pada akhir materi perkuliahan ini narasumber memberikan strategi sebagai bekal kepada guru/calon guru sejarah ketika menghadapi permasalahan materi pembelajaran yang bersifat kontroversial.

Sebagai seorang sejarawan kita harus memahami bahwa masa lalu tidak untuk diadili serta kita harus meiliki kemampuan untuk memahami isu masa kini dengan sejarah seperti chronological awareness; range and depth of knowledge; interpretations; historical enquiry; organization and communication of ideas. Serta dalam pengajaran di kelas kita harus bisa menyampaikan bagaimana pengetahuan dan informasi tentang masa lalu di narasikan, dan kita harus bisa merangsang siswa agar terus bisa berfikir secara kritis (critical thinking) untuk membekali diri mereka”.

-Mochamad Fiqri M