Deal, Museum KAA dan Universitas Galuh Teken Kesepakatan Sister Museum
Deal, Museum KAA dan Universitas Galuh Teken Kesepakatan Sister Museum
Pelaksana Tugas Kepala Museum KAA, Devi Noviadi, MM (kiri) dan Rektor Universitas Galuh, Dr. H. Yat Rospia Brata, M.Si (kanan) menandatangani kesepakatan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan kebudayaan di Gedung Rektorat Universitas Galuh, Kamis (20/10). (Foto: M. Reza / Museum KAA)
BANDUNG, MUSEUM KAA — Museum KAA dan Universitas Galuh Ciamis akhirnya menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, penelitian, dan kebudayaan. Pelaksana Tugas Kepala Museum KAA, Devi Noviadi menuturkan, kesepakatan ini akan mulai berjalan pada 02 November 2016 mendatang. Sehingga Museum KAA kini memiliki Sister Museum di Ciamis, yaitu Museum Galuh di Universitas Galuh.
“Kesepakatan ini menempatkan Museum KAA sebagai mitra resmi Universitas Galuh dalam pengembangan Museum Galuh. Selain itu, Museum Galuh menjadi point of interest bagi upaya Museum KAA dalam mempromosikan Nilai-nilai KAA di Kota Ciamis,” ujar Devi saat ditemui di ruang kerjanya di Museum KAA Jalan Asia Afrika Bandung, Senin (23/10).
Devi juga menyampaikan, melalui kesepakatan tersebut Museum KAA dan Universitas Galuh sudah menginovasi rencana pengembangan tata kelola dan tata pamer Museum Galuh.
Rektor Universitas Galuh, Dr. H. Yat Rospia Brata, M.Si menuturkan, kesepakatan ini berawal dari keinginan kedua belah pihak untuk bersama-sama mengembangkan permuseuman. Maka itu, keduanya segera membangun sistem yang saling menguntungkan.
Bagi Universitas Galuh sendiri, kesepakatan itu memberikan berbagai manfaat. Di antaranya memberi kemudahan dalam akses pertukaran pengetahuan dan keterampilan di bidang permuseuman. “Kita bisa langsung berkonsultasi dengan Museum KAA perihal pendidikan, penelitian, dan kebudayaan untuk mengembangkan Museum Galuh. Padahal selama ini Museum Galuh belum memiliki mitra wicara dalam perintisannya,” kata Dr. Yat.
Dengan begitu, lanjut Dr. Yat, ke depannya peran Museum Galuh sebagai sarana edukasi mahasiswa Program Studi Sejarah Universitas Galuh dapat semakin meningkat. Sehingga mahasiswa dapat menguasai dengan lebih baik pengetahuan kesejarahan, khususnya Sejarah Galuh.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Asosiasi Museum Indonesia Daerah Jawa Barat (Amida Jabar), Deddy Mulyana Surya mengatakan, kesepakatan ini akan memberi dampak positif yang besar bagi Amida Jabar. Pasalnya selama ini, Amida Jabar senantiasa memperbaharui database keanggotaan museum di wilayah Jawa Barat. Melalui kesepakatan ini, Amida Jabar menaruh harapan besar akan peran Museum Galuh di masa depan sebagai mitra di wilayah Ciamis.
Deddy Mulyana Surya berharap penerapan Sister Museum antara Museum KAA dan Universitas Galuh dapat berjalan lancar. Sehingga sistem tersebut dapat ditiru oleh museum-museum lain di Jawa Barat. “Kami sangat mendukung kesepakatan ini, karena kebutuhan kemitraan antara museum dan perguruan tinggi terus meningkat tiap tahun,” ujarnya.
Sumber: Museum KAA