Dirgahayu Republik Indonesia

Di tengah pandemi saat ini, Hari Kemerdekaan Indonesia tak dapat dirayakan secara meriah seperti biasanya. Alih-alih berkerumun, kita diharuskan untuk tetap berada di dalam rumah upaya menekan tingginya lonjakan kasus COVID-19. Namun tentunya pandemic tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk menyerah pada keadaan, tidak boleh juga pandemic menormalisasi segala kemerosotan yang terjadi utamanya di dunia pendidikan.

Kemunduran yang saat ini terjadi dalam ragam domain kehidupan masyarakat menyadarkan kita bahwa betul kita sudah lama tidak bertransformasi, sudah lama kita mengalami stagnasi namun kita masih menutup mata menutup telinga karena belum ada dampak nyata yang dirasakan oleh kita secara individu, namun baru terasa saat ini ketika dunia kita dibatasi langkahnya. Contohnya penggunaan media pembelajaran yang itu-itu saja, penerapan metode belajar yang itu-itu saja, hal ini menjadikan efektivitas pembelajaran yang stagnan. Masih minim upaya untuk mengeksplor media yang baru, menciptakan metode yang baru karena dapat dikatakan dunia pendidikan kita terjebak di “zona nyaman” yang tidak aman.

Pendidiknya nyaman dengan metode yang itu-itu saja, peserta didiknya nyaman dengan pembelajaran yang itu-itu saja, hal ini yang menyebabkan learning shutdown dimana-dimana. Lalu dengan adanya COVID-19 ini kian melegalisasi segala kemunduran yang terjadi. Padahal, berkat COVID-19 kita menemukan media pembelajaran yang baru seperti video conference, menemukan metode yang baru seperti metode daring dan lain sebagainya.

 

 

Maka dari itu, setiap kita harus mulai memiliki kesadaran untuk merubah perspektif. Menjadikan COVID-19 sebagai peluang bukan lagi sebagai ancaman. COVID-19 menjadi peluang bagi sebuah negara untuk dengan cepat bertransformasi, walaupun dengan atau tanpa COVID-19, transformasi harus terus dilakukan mengingat globalisasi pun terus berjalan.

Tepat 75 tahun yang lalu, Presiden RI pertama yakni Ir. Soekarno didampingi Mohammad Hatta, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya yang menandakan Nusantara telah lepas dari genggaman para penjajah. Semangat proklamasi yang terus kita peringati setiap 17 Agustus ini tentunya terdapat esensi yang lebih dari sekedar perayaan namun nilai-nilai perjuangan para terdahulu yang harus kita refleksikan di masa sekarang. Hari ini kita dihadapkan dengan pandemic , maka kemerdekaan harus kita raih nantinya cepat atau lambat, tergantung kepada kita.

Mari! Dengan semangat kemerdekaan kita majukan Pendidikan di Indonesia melalui inovasi dan kolaborasi. Kami segenap keluarga besar civitas akademika Universitas Galuh mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia ke-75. Recover Together, Recover Stronger!

Oleh: Mochamad Fiqri M